Rejeki yang Tertukar-tukar (Bukan Jodoh yang Tertukar), In Memorial Kisah Nyata

Sahabat Kissparry, ada suatu kisah nyata, kali ini tentang rezeki yang tertukar-tukar (bukan jodoh yang tertukar-tukar) kejadian kisahnya di tahun 1996.

Merupakan sebuah kisah yang ditulis oleh Hardi S (6/7) dengan judul REJEKI YANG TERTUKAR-TUKAR (bukan jodoh yang tertukar), kami kutip dari kisah di akun medsos-nya.

Dikutip dari akun FB Hardi Suyitno. Kisah dosen matematika awal Agustus 1996. Hari Rabu (kalau tidak salah ingat), kami dosen matematika IKIP Semarang (Pak Chotim, Pak Wuryanto, dan saya) dari Semarang berangkat ke Parakan (Temanggung) untuk menengok pak Sofyan Sauri (alm), teman yang sakit di Parakan.

Sesudah itu bermalam di rumah pak Rochmad (Parakan). Alm pak Sofyan Sauri, pak Rochmad, dan saya adalah dosen komuter/pelajo mingguan dan satu kost di dekat kampus.

Saat di Parakan, malam hari itu kami ngobrol sampai larut, dan Kamis pagi hari kami pulang meningalkan Parakan.

Pak Wur kembali ke Semarang dan Pak Chotim tidak kembali ke Semarang tetapi bersama saya ke Yogya, naik bus (di bus tidur pulas karena ngantuk sekali).

Pak Chotim ke IKIP Yogya dalam rangka bergabung dengan rombongan tim dosen MIPA IKIP Semarang yang berkunjung ke IKIP Yogyakarta.

Pak Chotim mampir ke rumah saya di Yogya, lalu saya antar ke kampus (IKIP Yogyakarta).

Sampai di Yogya turun dari bus, ternyata dompet saya hilang karena dicopet.

Saya bilang ke pak Chotim “Kenapa ya pak kita yang barusan berbuat baik, bezuk orang sakit, kok mendapat musibah kecopetan?”, ia pun hanya mebalas dengan mesam-mesem.

Tetapi …. alhamdulillah …. masih beruntung karena amplop gaji bulan Agustus yang masih tertutup saya simpan di tas. Ini mungkin karena restu istri dan memang rejeki isteri dan anak-anak.

Memang kalau tidak mendesak, amplop gaji masih utuh saya serahkan ke isteri.

Sampai sekarang gaji PNS, tunjangan kehormatan profesor, dan tunjangan serdos saya serahkan seutuhnya ke isteri berupa buku-buku tabungan dan ATM-nya.

Tetapi kalau pendapatan yang lain-lain saya kelola sendiri, isteri gak boleh tanya dan gak boleh minta, kecuali dalam kondisi amat sangat khusus disertai merayu dan merajuk…. 😁😁

Kalau isteri baca tulisan saya seperti itu, komentarnya PENCITRAAN … bukan TEBAR PESONA …. yah kusadari memang dalam diri ini tidak ada yang mempesona …. 🤩🤩🤩

Yah ….. memang suami takut isteri ….. 😷😷😷 (“Lagi-lagi pencitraan” … kata istri)

Prof. Hardi Suyitno dok.fb.hardi-suyitno

Kembali ke laptop …. eh …handphone.

Dalam dompet yang hilang terdapat SIM, KTP, dan uang Rp 10.000,- Sampai di rumah dan istirahat sebentar, saya mengantar pak Chotim ke kampus IKIP Yogyakarta.

Sampai di kampus ketemu rombongan dari Semarang, dan seorang teman sambil membawa daftar dan berkata “Nah kebetulan pak Hardi, ini ada teman yang tidak dapat hadir, bapak sebagai pengganti ya …”, sambil memberi amplop.

Sampai di rumah amplop saya buka ternyata berisi uang Rp 15.000,-.

Sabtu malam sesudah Isyak, saya duduk di ruang tamu menunggu jemputan.

Malam itu saya ada acara mengisi pengajian kecil-kecilan dengan tema Maulud Nabi di sebuah kampung di wilayah Kecamatan Godean.

Panitia memaksa saya untuk mau dijemput dengan mobil alasannya jauh.

Seumur-umur baru sekali itu saya dijemput seperti ustadz kondang, pada hal cuma ustadz amatiran, dan kyai tanpa ayat.

Mendadak ada tamu, saya pikir penjemput ternyata bukan.

Dia pedagang kue di alun-alun utara Yogyakarta, datang karena menemukan dompet saya tercecer di alun-alun. Isinya utuh kecuali uang Rp 10.000,- yang tidak ada.

Dia datang dengan ojek, terus pulangnya saya minta anak saya mengantar sampai alun-alun, dan orang itu saya kasih uang Rp 30.000,- sebagai tanda terima kasih.

SIM dan KTP belum sempat mengurus, sudah kembali dengan selamat, oiya juga dompetnya utuh.

Datanglah penjemput panitia pengajian yang telah janjian sebelumnya, kemudian berangkat mengaji dan sekitar jam 11.00 malam sudah sampai rumah lagi, dengan diantar oleh orang yang sama.

Sebelum pulang, pengantar tersebut memberi saya bingkisan berupa kotak kue.

Setelah saya buka ternyata berisi kue dan diselipkan sebuah amplop, dan ternyata berisi uang ….. Rp 25.000,-.

Selama hidup baru sekali itu saya “ngustadz” dapat uang …, alhamdulillah…

Anak saya melaporkan bahwa setelah mengantar penemu dompet, ia di kasih kue yang banyak, berupa dodol garut.

Paginya sebagian dodol garut saya serahkan pak RT untuk tambah konsumsi kerja bakti persiapan acara 17 Agustus di belakang rumah saya.

Benar-benar rejeki yang tertukar-tukar, keluar total Rp 40.000,- masuk juga Rp 40.000,-.

Alhamdulillah semoga semua bernilai ibadah …. Aamiin YRA

Semoga bermanfaat

oleh Eswede Weanind
editor Kissparry

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.